BAHAYA
MIE INSTAN
DAN
USUS BOCOR AKIBAT BANYAK MAKAN MIE INSTAN
MIE INSTAN, Pasti sebagian besar dari kita atau bahkan
semuanya sudah mengenal apa yang disebut dengan
mie instan. Mi
instan adalah mie yang sudah dimasak
terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk
konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada
dalam paketnya. Mie instan ini merupakan
salah satu makanan terfavorit warga Indonesia. Bisa dipastikan hampir setiap
orang telah mencicipi mie instan atau mempunyai persediaan mie
instan di rumah. Bahkan tidak jarang orang membawa mie
instan saat ke luar negeri sebagai persediaan "makanan lokal" jika
makanan di luar negeri tidak sesuai selera.
Saat ini indonesia
merupakan produsen terbesar mie instan diseluruh dunia dan telah banyak
produsen yang menyediakan Mie Instan tersebut, mulai dari yang sudah eksis
sejak puluhan tahun yang lalu seperti PT.Indofood Sukses Makmur dengan produk
andalannya Indomie, Supermi dan Sarimi, sampai PT Sayap Mas Utama yang baru
beberapa tahun lalu meluncurkan produk Mie sedap nya tapi sekarang sudah bisa
mengambil hati para penggemar mie instan.
Jika anda mampu mengingatnya sudah berapa
puluh kali atau bahkan sudah berapa ratus kali anda mengkonsumsi mie instan ?
Sudah taukah anda bahwa mie instan yang
dikonsumsi secara berlebihan akan merugikan kesehatan anda ?
Berikut ini beberapa alasan mengapa
mengkonsumsi mie instan secara berlebihan dapat merugikan kesehatan :
1.
Menghambat penyerapan nutrisi
Mie instan akan
menghambat dan membatasi penyerapan nutrisi makanan. Terutama mereka yang di
usia di bawah 5 tahun, disarankan sama sekali tidak diberi konsumsi mie. Mie
ini berbahaya apabila sampai mencegah penyerapan nutrisi. Anak bisa kurang
gizi, kerdil dan bahkan perkembangannya lambat.
2.
Menyebabkan Kanker
Beberapa mie instan
dikemas dalam styrofoam, di mana styrofoam adalah agen penyebab kanker.
Utamanya mie instan yang hanya disajikan dengan direndam air panas, saat
terkena panas, zat kimia di dalam styrofoam ini akan ikut bereaksi. Bayangkan
saja bagaimana bila ia ikut larut dan masuk ke dalam tubuh.
3.
Menyebabkan keguguran
Beberapa kasus
keguguran mirisnya disebabkan karena mereka terlalu sering mengonsumsi mie
instan. Ternyata mie instan memberikan pengaruh buruk pada janin, sehingga
akhirnya keguguranpun terjadi.
4.
Mengacaukan metabolisme tubuh
Apabila dikonsumsi
terus menerus dan dalam jangka waktu yang panjang, maka mie instan dapat
mengacaukan metabolisme tubuh. Akumulasi zat kimia berbahaya seperti pengawet
dan pewarna akan menjadi racun di dalam tubuh.
5.
Bahayanya Propylene glycol
Mie instan mengandung
propylene glycol, sejenis bahan anti beku yang akan mencegah mie menjadi
kering. Apabila tubuh menyerap zat tersebut maka, ia akan ditumpuk di area
hati, ginjal serta liver. Menyebabkan kerusakan pada tubuh, terutama tiga area
tersebut kemudian melemahkan immune tubuh.
6.
Bahaya bagi pencernaan
Apabila dikonsumsi
lebih dari sekali dalam sehari, maka mie instan berpotensi membahayakan pencernaan.
Problem pertama yang muncul adalah rasa begah, susah buang air besar dan
ketidaknyamanan.
7.
Kegemukan
Mengonsumsi mie instan
secara rutin juga menyebabkan kegemukan. Jumlah lemak dan sodium yang tinggi di
dalam mie instan menyebabkan tidak dapat diserap tubuh dan akan tinggal
menumpuk menjadi lemak. Tak heran apabila ia dapat menyebabkan berat badan Anda
bertambah dalam waktu singkat.
8.
Kandungan MSG
Dan Anda perlu
khawatir karena kandungan monosodium glutamate dalam mie instan ini cukup
tinggi. Mereka yang tidak tahan dan alergi terhadap MSG biasanya akan merasa
selalu haus, dada terbakar, sakit kepala, wajah memerah dan nafas sesak.
9.
Kandungan sodium
Mie instan juga kaya
akan kandungan sodium yang dapat menyebabkan darah tinggi, penyakit jantung,
stroke dan kerusakan pada ginjal. Terutama jika sering dikonsumsi, potensi
terserang penyakit tersebut sangat tinggi.
10. Mie instan juga junk
food
Mie instan termasuk
junk food yang mengandung karbohidrat sangat tinggi dan tanpa tambahan vitamin,
mineral atau serat. Kandungan lemak jenuhnya juga tinggi sehingga kalori di
dalamnya memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan.
Salah satu contoh akibat buruk yang ditimbulkan
dari terlalu sering mengkonsumsi mie instan dialami seorang anak kecil dari Garut
yang dikutip dari sumber KOMPAS.COM

Akibat Kebanyakan
Makan Mie Instan
MAKSUD hati membantu
suami menambah penghasilan, apa daya anak jadi korban. Akibat kerap
meninggalkan buah hatinya, Hilal Aljajira (6), Erna Sutika (32) kini harus
menelan pil pahit. Usus Hilal bocor dan membusuk hingga harus dipotong. Rupanya
tiap hari Hilal hanya menyantap mi instan karena di rumah tak ada orang yang
memasakkan makanan untuknya. Berikut cerita Erna.
Saat usia Hilal menginjak 2 tahun, aku memutuskan bekerja, membantu
keuangan keluarga mengingat penghasilan suamiku, Saripudin (39), kurang
mencukupi kebutuhan keluarga.
Aku bekerja di perusahaan pembuat bulu mata palsu, tak jauh dari rumah
kami di Garut. Setiap berangkat kerja, Hilal kutitipkan kepada ibuku. Di situ,
ibuku kerap memberinya mi instan. Bukan salah ibuku, sih, karena sebelumnya,
aku juga suka memberinya makanan itu jika sedang tidak masak.
Ternyata, Hilal jadi “tergila-gila” makanan itu. Ia akan mengamuk dan
mogok makan jika tak diberi mi instan. Ya, daripada cucunya kelaparan, ibuku
akhirnya hanya mengalah dan menuruti kemauan Hilal. Lagi pula, kalau tidak
diberi, Hilal pasti akan membeli sendiri mi instan di warung dekat rumah dengan
uang jajan yang kuberikan. Praktis, sehari dua kali ia makan mi instan.
Dua kali dipotong
Kamis, 20 November 2008, Hilal mengeluh sakit perut. Kupikir sakit
biasa. Anehnya, setelah tiga hari, sakitnya tak kunjung hilang dan ditambah ia
tidak bisa buang air besar. Gara-gara itulah perutnya membesar.
Khawatir, kubawa Hilal ke mantri dekat rumah. Karena tetap tidak ada
perubahan, kami kemudian membawanya ke RSU Dr Slamet, Garut. Ternyata hasil
pemeriksaan dokter lebih menyeramkan dari yang kuduga. Kupikir, cukup dengan
obat pencahar perut, sakit Hilal bisa segera sembuh. Rupanya tak segampang itu.
Hasil tes darah dan rontgen memperlihatkan, Hilal harus segera dioperasi
karena beberapa bagian di ususnya bocor dan membusuk. Ketika kutanyakan apa
penyebabnya, dokter menjawab, akibat dari kandungan makanan yang Hilal konsumsi
selama ini tidak sehat dan membuat ususnya rusak. Saat itulah kutahu Hilal
terlalu sering menyantap mi instan. Astagfirullah….
Atas rujukan dokter, kami kemudian membawa Hilal ke RS Hasan Sadikin,
Bandung, dengan alasan peralatan medis di RS itu lebih lengkap. Sejak awal, tim
dokter sudah pesimistis dengan kondisi Hilal yang begitu memprihatinkan dengan
berat badan yang tidak sampai 11 kg. Dokter juga bilang, dari puluhan kasus
serupa, hanya tiga orang yang bertahan hidup. Aku hanya bisa berserah pada
Allah SWT.
SEJAK ususnya yang busuk dipotong, Hilal tidak lagi merasakan sakit pada
bagian ususnya. Celakanya, rasa sakit justru berpindah ke bagian kolostominya.
Setiap kali habis makan, makanan itu pasti langsung keluar melalui lubang anus
buatan itu. Saat itulah dinding perutnya merasakan sakit yang luar biasa. Ia
bisa menangis menjerit-jerit kesakitan.
Belum lagi plastik yang menempel untuk menampung feses yang penuh dan
harus diganti dengan yang baru. Double tape yang sering kali dilepas dan
dipasang membuat kulit perutnya iritasi dan perih.
Jika sudah tak bisa menahan sakitnya, Hilal akan berujar, “Udah Hilal
paeh aja! (Hilal lebih baik mati saja!)” Kadang juga ia berteriak minta maaf
kepada Allah dan minta disembuhkan sambil mengatupkan kedua tangannya. Kasihan
anakku.
Setiap hari, selama delapan bulan itu, ia hanya menghabiskan waktunya di
tempat tidur. Hilal hanya mampu berjalan beberapa menit karena jika terlalu
lama ia pasti langsung merasakan sakit di bagian kolostominya. Setiap malam, ia
juga harus tertidur dengan paha diangkat menyentuh ke perutnya. Katanya, terasa
enak dan membantu menahan rasa sakitnya.
Kapok Makan Mie
Agar ia tidak merasa bosan di kamar seharian, aku mengalihkan rasa
sakitnya dengan mengajarinya membaca. Awalnya, sih, sekadar membacakan
buku-buku cerita untuknya, tapi lama-kelamaan ia merasa tertarik untuk membaca.
Aku dan Panda bergantian mengajarinya. Tidak terasa, saat ini ia sudah lancar
membaca, lo.
Memang, sebetulnya Hilal anak yang sangat pintar dan aktif. Sebelumnya
ia tidak pernah sakit dan sangat penurut. Namun, sejak kelahiran adiknya dua
bulan lalu, Ilham Haki, ia menjadi lebih manja padaku. Ia melarangku menggendong
dan menyusui adiknya. Aku, sih, maklum saja karena dia masih sakit dan mungkin
takut rasa sayangku direbut oleh adiknya.
Sekarang Hilal sudah bisa berjalan lagi. Memang, sih, masih sedikit
bongkok, tapi aku yakin dalam waktu dekat ia bisa berdiri dan berjalan dengan
sempurna. Katanya, ia ingin segera sekolah.
Yang membuatku lega, sejak sakit itu, Hilal trauma dengan mi instan.
Bahkan melihatnya saja, dia seakan tak sudi. Beda dengan dulu, sekarang ia
sangat senang mengonsumsi makanan sehat, seperti sayur, daging, buah, dan susu.
Susu memang dianjurkan dokter untuk membantu memperbaiki kondisi dan kinerja
ususnya.
Mudah-mudahan ia bisa segera sembuh dari sakitnya dan menjadi anak yang
pintar serta berprestasi di sekolahnya nanti.
Tetapi bagi anda yang sudah ketagihan makan
mie instan tidak perlu berkecil hati sebab masih ada cara yang tepat untuk
meminimalkan dampak negatif dari mie instan. Meskipun dengan cara inipun tidak
serta merta dapat menghilangkan dampak negatif dari mengkonsumsi mie instan tapi
setidaknya bias memperkecil dampak buruk tersebut. Cara meminimalkan dampak buruk bagi yang suka makan mie instan tersebut adalah
dengan :
1. Jangan terlalu
sering makan mie instan, minimal seminggu sekali.
2. Jangan mengonsumsi air rebusan dari mi tersebut.
3. Tambahkan sayuran saat menyajikan mi instan.
4. Usahakan untuk tidak menggabungkan mi instan dengan nasi, karena
keduanya sama-sama mengandung karbohidrat. Jadi sebaiknya gabungkan dengan
makanan lain seperti protein.
Hal tepenting yang harus anda perhatikan “Peringatan bagi kita
semua bahwa Mie Instan tidak boleh dimasak bersamaan dengan bumbunya karena MSG
yang terkandung didalamnya bila dimasak diatas suhu 120°C akan berpotensi
menjadi Karsinogen Pembawa Kanker. Perhatikan prosedur penyajian pada bungkus
Mie Instan, semua menganjurkan agar masak mie dulu baru ditaburi bumbu atau
bumbunya di taruh di mangkok”